Rabu, 20 Februari 2019

Pilihan Pagi Ini


Apa yang kau harapkan dari kehidupan ini ? apa yang kau fikirkan saat kau pertama kali membuka mata pada pagi hari ? dan kenapa kau memutuskan untuk hidup ? mengapa kau bisa mengatakan jika keputusan yang kau ambil adalah keputusan yang paling tepat.

Jika pertanyaan itu ditujukan untukku maka akan menjadi seperti ini jawaban versiku.
Apa yang aku harapkan dalam kehidupan ini ?. bagaimana aku menjelaskannya, aku tidak mengharapkan apapun, tidak menunggu atau ingin menjemput apapun, aku hanya menjalani sesuai skenario Tuhan saja. Jawabanku terbaca begitu naif dan konyol bagaimana seorang dapat menjalani hidup yah hanya begitu saja, seperti aku hanya hidup ya karena aku bernafas dan aku menunggu nafas itu berhenti, semacam itu sepertinya.

Hal pertama yang aku fikirkan saat aku terbangun pagi hari ?. cukup sulit ya saat kau terbangun dan otakmu sudah memproses segala hal yang harus kau kerjakan hari ini dan target apa yang harus kau selesaikan petang nanti, tapi jika aku boleh memilah hal paling pertama hari ini yang aku fikirkan saat aku terbangun adalah, “kenapa aku masih bangun”. Yah aneh memang, tapi aku memang sesekali berharap jika tidur malam yang aku lalui itu adalah kali terakhir aku memejamkan mata, aku ingin menutup mata dari kejamnya dunia karena saat kau menjadi orang yang berusaha paling keras maka saat kau kesakitan kau akan merasakan sakit yang berkali-kali lipat lebih menyakitkan dan menyiksa. Aku tidak ingin merasakannya lagi, aku ingin menghilangkan segala kesakitan ini, segala luka yang meraka torehkan aku tidak ingin merasakannya.

Kenapa aku akhirnya memutuskan untuk hidup ? jawaban kali ini mungkin akan sedikit aneh karena yah ada seorang yang aku sayang, ditengah beribu orang yang menyakiti dan keadaan yang membuatku ingin menyerah, ternyata orang-orang yang tidak lebih dari lima itu menjadikanku masih ingin merasakan hangatnya matahari, mereka menjadikanku masih ingin mengenal warna-warna baru para bunga yang belum pernah aku lihat, wangi-wangi yang belum pernah aku nikmati.

Kenapa pada akhirnya aku merasa jika keputusanku ini paling tepat ?. aku tidak pernah berfikir jika segala yang aku putuskan itu adalah suatu yang tepat, aku tidak pernah merasa aku selalu benar dengan semua keputusanku. Aku membenci setiap keputusan dan langkah kakiku, tetapi aku mencoba untuk menikmati, mencoba untuk menjalani hari dan menggunakan kesempatan yang langka ini untuk menikmati indahnya dunia dengan segala petualangannya.

Aku tidak pernah merasa aku adalah sosok yang terkuat, sosok yang paling hebat dan butuh ribuan sanjuangan dengan apa yang telah terjadi, namun ingatlah aku seorang yang paling redup cahayanya, aku adalah seorang yang paling kabur penggambarannya, seorang yang tak ingin terlihat dalam hingar bingar dunia, seorang yang ingin bersembunyi dari bisingnya jalan raya. 

Aku adalah seorang yang senang menari dalam gelapnya malam, menyanyi dalam sunyinya hutan, bersenandung dengan ribuan kunang-kunang, aku yang ingin melepas segala beban, seorang yang menginginkan sebuah kedamaian. Namun saat aku memutuskan untuk mejalani hari ini tadi pagi, tahukah kau pada detik itu aku menjadi manusia yang tidak sempurna, seperti yang lainnya.

Kahlil Gibran pernah mengungkapkan ada dua orang yang paling sempurna, satu adalah seorang yang telah usai menjalani kehidupan dan satunya lagi adalah orang yang belum terlahir didunia. Aku adalah orang yang berada diantara dua fase kehidupan itu, antara sebelun dilahirkan dan setelah kematian.

Lalu bagaimana kau bisa mengatakan jika kau adalah orang yang sempurna dan orang yang paling normal, mengatakannya dengan segala kesombongan itu ? kadang aku tidak mengerti pola pemikiran mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persimpanga Selanjutnya

Bukankah aku pernah mengatakannya padamu tentang banyak hal yang mengecewakanku ?   bukankah kita telah lama berbagi segala rasa dan ce...