Minggu, 24 Februari 2019

ORANG PERTAMA DAN TERAKHIR


“kenapa aku menjadi orang yang kau hubungi terakhir saat kau kesulitan ?”
“aku hanya tidak ingin kau khawatir dan aku tidak ingin merepotkanmu”
“tapi kalau kau mendapati penolakan dari mereka yang kau mintai bantuan sebelumku, bagaimana ?”
“paling tidak aku berusaha terlebih dulu sebelum aku datang kepadamu”
itu yang aku fikirkan pertama kali saat suatu masalah datang
“setelah semua penolakan dan sakit hati itu kau baru berlari kepadaku ?”
“maaf jika menjadikanmu pilihan terakhir saat aku menemui suatu masalah”
“kenapa ? apa alasannya ?”
“aku akan membagi setiap momen dalam hidupku kepadamu, senang dan sedih, semuanya.. hanya saja pemberiannya akan berbeda, saat aku senang kau adalah orang pertama yang akan aku datangi dan mencurahkan segala kebahagiaanku dengamu, tapi jika kesedihan yang datang aku akan mendatangimu terakhir berharap aku bisa menyelesaikannya saat aku berusaha sendiri. Itu seperti kau adalah pintu rumah nomor terakhir dalam sebuah blok perumahan dan aku mendatangi satu per satu rumah dari depan kemudian saat aku sampai pada nomor terakhir aku hanya akan tersenyum dan berkata ‘apa kabar, aku memiliki cerita kau mau mendengarnya ?’, difikiranku aku memperlakukanmu seperti itu.”
“tapi tidakkah kau memikirkan apa yang ada difikiranku ?”
Aku menggeleng pelang.
“saat kau berjalan dan menghampiri pintu-pintu itu satu per satu apa yang kau fikirkan ?, tidak semua dari mereka berbaik hati membukakan pintu untukmu, tidak semua dari mereka menyuruhmu masuk dan duduk apalagi membuatkanmu coklat hangat untuk menenangkan hatimu, mendengar dengan sabar keluh kesahmu. Tidak semua dari mereka memperlakukanmu seperti itu, kau memilih menghampiriku terakhir berharap saat kau sampai padaku kau sudah tersenyum dan tanpa aku ketahui sebenarnya kau telah menelan kepahitan sendirian. Apa menurutmu itu adil untukku ?”
“aku hanya takut membuatmu cemas”
“lalu kau tidak tahu betapa cemasnya aku saat kau datang dengan semua luka itu ? dengan semua sakit hati dan bekas air mata di pipi.”
“maafkan aku”
“aku tidak tau apa yang sebenarnya ada dalam fikiranmu mengenai yang pertama dan terakhir”
“seseorang selalu berfokus kepada hal pertama yang mereka lakukan apapun itu, namun terkadang mereka luput mengenai hal terakhir yang ingin mereka lakukan. Banyak dari mereka tersadar dan menyesal saat kesempatan itu telah lewat”
“lalu aku ? bagimu menjadi yang pertama atau terakhir ?”
“kau ? bukankah seharusnya kau bisa menyimpulkannya sendiri ?”
“aku ingin mendengar darimu”
“kau bukan yang pertama dan sepertinya bukan keinginan terakhirku juga”
“wah... sedikit mengecewakan”
“tapi.. kau adalah cover dari cerita pertama dan terakhirku, kau melapisi segala aspek dalam kehidupanku”
Tak ada kata yang dia ucap untuk menanggapi kalimatku, kami hanya saling tersenyum dan menyeruput coklat hangat kesukaannya. Malam itu langit cukup cerah walapun udara malam sedikit dingin, badan dan hatiku cukup hangat mungkin karena coklat hangat ini dan kau ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persimpanga Selanjutnya

Bukankah aku pernah mengatakannya padamu tentang banyak hal yang mengecewakanku ?   bukankah kita telah lama berbagi segala rasa dan ce...